Minggu, 23 Agustus 2009

HUTAN UNTUK KESEJAHTERAAN

Hutan sebagai sumber kekayaan alam yang penting perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat dengan tetap menjaga kelangsungan fungsi dan kemampuannya melestarikan lingkungan hidup. Dalam hubungan ini tetap diperlukan peranan hutan sebagai sumber pendapatan dan lapangan kerja bagi penduduk sekitarnya। Hal ini akan lebih meningkatkan rasa tanggung jawab masyarakat untuk membina kelestarian alam. Selanjutnya perlu lebih ditingkatkan produksi hutan terutama untuk memenuhi kebutuhan industri dan energi melalui peningkatan pengusahaan hutan produksi, penyempurnaan tata guna hutan tropis serta pemanfaatan hasil hutan.
Usaha perlindungan, penertiban dan pengamanan hutan, penanaman kembali, konversi sebagian hutan alam menjadi hutan buatan, penyuluhan serta pengembangan sistem pemasaran perlu dilanjutkan dan ditingkatkan. Kita merasa bersyukur bahwa Tuhan Yang Maha Pemurah menganugerahkan kita kekayaan yang melimpah. Kita dianugerahi ribuan pulau dan lautan yang luas serta selat-selat dengan sumber daya alam yang lengkap dan berharga, seperti sumber daya alam tadi, kita manfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Dalam melaksanakan pembangunan, kita harus menghindari cara-cara pembangunan yang
menghasilkan kemajuan material tetapi mengakibatkan kerusakan lingkungan. Kita harus mengembangkan pembangunan yang sekaligus melestarikan fungsi lingkungan hidup. Dengan melaksanakan pembangunan yang demikian, maka kemiskinan rakyat dapat kita atasi bersama dengan usaha meningkatkan kualitas hidup rakyat.Lebih dari itu, dengan melaksanakan pembangunan yang demikian, kita juga dapat terus membangun buar selama-lamanya karena sumber daya alam kita miliki tetap lestari. Dalam rangka usaha kita untuk melaksanakan pembangunan yang demikian tadi, pembangunan di bidang kehutanan menduduki tempat yang sangat strategis। Sebab di satu pihak, hutan merupakan potensi yang sangat besar untuk mendukung pembangunan; dan di lain pihak,
hutan mempunyai fungsi yang sangat vital bagi kehidupan kita। Dengan memanfaatkan hasil hutan, tidak sedikit lapangan kerja yang dapat kita buka dan tidak sedikit
devisa yang dapat kita hasilkan. Namun, hutan yang rusak jelas tidak akan mampu lagi
menjalankan berbagai fungsi yang sangat vital bagi kehidupan kita tadi। Rusaknya hutan akan mengakibatkan bertambah luasnya tanah gundul, tandus dan tidak produktip। Di samping itu, hutan yang rusak mengakibatkan cepatnya kedangkalan sehingga menimbulkan ancaman banjir di musim hujan dan ncaman kekeringan di musim kemarau।
Karena itu, dalam memanfaatkan hutan bagi pembangunan kita harus berusaha untuk memelihara kelestariannya। Perlindungan Hutan Hutan-hutan Aceh sebagai paru-paru dunia, keberadaannya perlu dilestarikan. Oleh karena itu, sebagai usaha konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup. Perlindungan hutan dan pelestariannya diarahkan untuk memberikan perlindungan terhadap proses ekologi yang dapat menunjang dan memelihara sistem penyangga kehidupan umat manusia.Hal itu merupakan tanggung jawab bersama dalam menjaga keberadaan dn menjamin pemanfaatan dan kelestarian plasma nutfah keanekaragaman sumber daya alam beserta ekosistemnya, dari kemungkinan terjadinya penurunan kuantitas maupun kualitasnya dan dalam pengendalian semua bentuk gangguan,ancaman, hambatan , dan tantangan terhadap kelestarian sumber daya hutan.
Upaya pemeliharaan, pengamanan, perlindungan, dan pengawetansumber daya alam, baik yang berada di dalam maupun di luar kawasan hutan, dilakukan antara lain melalui pembinaan hutan dan suaka alam, pembangunan hutan wisata, taman hutan raya dan taman nasional, rehabilitasi flora dan fauna, pemantauan dmpak lingkungan, pembinaan cinta alam, serta kegiatan pengamanan dan perlindungan hutan. Sementara itu untuk mendukung industri pariwisata, pembangunan dan pengusahan hutan wisata lebih ditingkatkan melalui peran serta sektor swasta yang prioritas kegiatannya lebih ditekankan kepada
pengembangan taman wisata dan taman baru yang potensial. Hal ini selaras dengan kenaikan permintaan terhadap jasa rekreasi hutan wisata dan taman baru, terutama di daerah sekitar batasan kota. Reboisasi dan Penghijauan Menyadari pentingnya fungsi hutan kehidupan उमट manusia di dunia dilakukan pengendalian dan pencegahan kerusakan, pemulihan kembali fungsi hutan dengan melakukan reboisasi[penanaman kembali] dan penghijauan bagi lahan-lahan kritis. Di dalam rangka meningkatkan daya dukung lahan
yang lebih optimal, maka upaya untuk merehabilitasi lahan kritis dan meningkatkan konservasi tanah lebih diperhatikan di masa mendatang। Hal tersebut dilaksanakan antara lain melauji penghijauan dan reboisasi lahan kritis, yang beratkan pada upaya
pengembangan dan peningkatan pengendalian banjir dan erosi dalam DAS prioritas.
Krueng Peusangan adalah salah satu sungai besar di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Sungai yang memiliki luas DAS 2007 km2 ini berhulu pada puncak pegunungan Bukit Barisan di kabupaten Aceh Tengah dan bermuara di selat Malaka kabupaten Bireuen. Setiap tahun pada musim penghujan sungai ini kerap dilanda banjir. Dengan panjang sungai mencapai 142 km dan dengan kemiringan rata-rata 0,008445, sungai ini bisa menjadi sangat berbahaya diakibatkan oleh besarnya debit banjir yang terakumulasi dari DAS yang sangat luas. Pertanyaan yang timbul adalah apakah bisa diprediksi terjadinya banjir di hilir terkait dengan waktu dan besaran debit, dengan mempelajari perjalanan air dari luasan DAS baik di lahan maupun di alur sungai. Hal ini menjadi penting sebagai peringatan dini antisipasi banjir di hilir sungai dan sebagai bahan pertimbangan bagi perencanaan pengendalian banjir dan pengelolaan DAS dalam jangka waktu yang panjang. Memperhatikan hal tersebut di atas maka dicoba suatu model yang dikenal dengan M5 Tree Model yang digunakan untuk memprediksikan dan meramal aliran berdasarkan data hujan dan data debit di hum. Pemodelan ini dibangun dengan cara menerapkan metode pembagian atas sampel menjadi kelas-kelas yang lebih kecil untuk dibangun model regresi pada tiap-tiap kelas tersebut. Pengelompokan ini mengikuti teori Decision Tree dan dilakukan berulang-ulang. Pengelompokan tersebut berhenti pada saat tidak ada lagi perbedaan yang berarti dalam kelas tersebut untuk dibagi menjadi kelas yang lebih kecil. Pemodelan dibangun dengan menggunakan data hujan dari stasiun Takengon, Lampahan dan Ami Gading dan data debit dari pencatatan AWLR (Aoutomatic Water Level Recorder) pada stasiun Beukah, Simpang Jaya dan Sempo. Hasil Simulasi yang telah dilakukan didapat bahwa model sederhana yang dibangun dapat memprediksikan debit di Beukah dengan performan yang cukup baik yaitu dengan masing-masing nilai Correlation Coefficient (CC), Mean Absolut Error (MAE), Root Mean Square Error (RMSE) sebesar 0.9447, 10.0967 dan 18.8172. Dari hasil verifikasi model didapat bahwa nilai CC sedikit melemah menjadi 0.9246, tetapi nilai MAE dan RMSE menguat menjadi 4.8672 dan 9.8789. Model juga dapat meramal debit 1 hari ke depan di Simpang Jaya dan Beukah dengan performan yang dapat diterima. Untuk peramalan debit 1 hari ke depan di Simpang Jaya performannya adalah CC = 0.928, MAE = 11.7534, RMSE = 21.323. Sedangkan performan model peramalan debit 1 hari ke depan di Beukah adalah CC = 0.8846, MAE = 7.0183, RMSE = 12.1766. Model peramalan di Beukah memiliki kelemahan ketika di verifikasi, CC menurun menjadi 0.8846, namun MAE dan RMSE menguat menjadi 7.0183 dan 12.1766.



Alt. Description

Krueng Peusangan River is a big river in Nanggroe Aceh Darussalam Province. It has 2007 km2 area where its upstream area is on the peak of Bukit Barisan Mountains in Aceh Center region and it downstream at Malaka Strait in Bireuen region. Every raining season this river si flooded with its length reaching 142 km and its sloope to 0.008445, this river could be very dangerous due to the amount of discharge accumulated from very wide catchment area. The question rises on how the danger of the flood can be predicted in relation to the time and amount of discharge by observing its runoff of catchment either on the land or in the river body. This is very important as an early warning sign at the downstream area and as sources of consideration for designing and managing flood and catchment area in the future. Considering the problem, a model called M5 Three Model has been used to forecast flood based on the rainfall data and discharge data at the upstream area. This model is built by applying sample division method to smaller classes with regression model to each class. This follows the Decision Tree theory and is carried out repeatedly. The grouping is stoped when there is no significant difference in the class, which cannot be devided into smaller one. This model is built by utilizing rainfall data from Takengon, Lampahan and Ami Gading stasion and the discharge data from AWLR (Aoutomatic Water Level Recorder) at Beukah, Simpang Jaya and Sempo stasion. The result shows that this simple model can predict the discharge in Beukah stasion with a good performance. This shows that each Correlation Coefficient (CC), Mean Absolut Error (MAE, Root Mean Square Error (RMSE) values up to 0.9447, 10.0967, and 18.8172. The verification results that CC slightly decreased to 0.9246, but MAE and RMSE value increases to 4.8672 and 9.8789. The model can also predict the discharge one day after in Simpang Jaya and Beukah with acceptable performance. In Simpang Jaya, the results are CC = 0.928, MAE =11.7534, RMSE = 21.323. In Beukah, the results are CC = 0.8846, MAE = 7.0183 and RMSE = 12.1766. The forecasting model at Beukah has a weakness when it verified, CC decrease to 0.8846, but MAE and RMSE increase to 7.0183 and 12.1766.

Apa yang terjadi saat ini Debit Krueng Peusangan sangat memprihatinkan..............

Kemarau yang terjadi sejak sebulan terakhir menyebabkan debit air sejumlah sungai dan irigasi menyusut tajam. Dampaknya, petani kewalahan karena sumber air untuk areal sawah mereka sangat terbatas. Selain akibat musim kemarau, menyusutnya debit air sungai dan irigasi itu juga tidak lepas dari masih maraknya penebangan hutan secara liar.

Sejumlah warga Samalanga, Plimbang, dan Jeunieb kepada Tim Greenomics Nanggroe, (25/7) mengatakan, debit air beberapa sungai di daerahnya mulai menyusut tajam. “Debit air Krueng Samalanga makin menurun dibanding sebulan lalu,” kata Syafruddin, warga Samalanga. Sementara Camat Plimbang, M Isa, juga mengatakan, debit air irigasi Nalan akhir-akhir ini juga menurun.

Kadis Pengairan, Pertambangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Bireuen, Zulkifly, kepada Greenomics Nanggroe,(10/8) mengatakan, akibat kemarau yang melanda Bireuen debit air di beberapa sungai dan anak sungai di wilayah itu menyusut. “Air sungai yang menyusut sampai 20 cm lebih antara lain Krueng Samalanga, Krueng Pandrah, Krueng Nalan sehingga berpengaruh terhadap ketersiaan air di beberapa irigasi seperti Irigasi Nalan,” ujarnya.

Sementara air Krueng Peudada, kata Zulkifly, walaupun debitnya juga menurun, tapi masih memungkinkan disuplai untuk kebutuhan sawah di kecamatan itu. “Kekurangan debit air Krueng Peusangan sampai kini masih memadai dan terjamin untuk kebutuhan irigasi Pante Lhong, Peusangan,” kata Zulkifly seraya mengatakan demikian juga dengan debit air di beberapa anak sungai semakin menyusut tajam dan tidak bisa diandalkan lagi.

Menurut catatan Greenomics Nanggroe, di Kabupaten Bireuen sejumlah embung (waduk alami) yang tiap musim taman menjadi andalan petani untuk mengambil air untuk memebuhi kebutuhan air di sawahnya, saat ini kondisinya juga banyak yang mengalami kekeringan. “Embung juga banyak yang kering, sehingga petani kesulitan memperoleh air untuk kebutuhan pertanian,”